Lomba Menulis Blog

PENERAPAN GO OUT COVID  MASA PANDEMI COVID-19

Perkenalkan nama saya Kurniati Saiutami, saya adalah seorang guru di SMPN 1 Kotaagung dan saya menjadi guru sudah sekitar 14 tahun dan saya sangat menyenangi dengan profesi saya saat ini karena saya merasa guru merupakan suatu profesi yang sangat mulia, bisa belajar banyak hal , serta banyak sekali kesempatan untuk beramal ilmu yang bermanfaat. Saya merasa sangat beruntung karena saya lahir dari orang tua yang berprofesi juga sebagai guru,  ayah saya seorang guru SMEA dan ibu saya juga seorang guru SD. 

Saya ada pengalaman yang menarik saat pertama kali covid-19 melanda , seketika proses belajar mengajar di sekolah harus dihentikan agar virus tidak menyebar. Sejak dikeluarkannya Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, Dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 01/Kb/2020 Nomor 516 Tahun 2020 Nomor Hk.03.01/Menkes/363/2020 Nomor 440-882 Tahun 2020 Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2021/2022, metode pembelajaran di sekolah secara tatap muka berubah menjadi pembelajaran secara daring yang dilakukan dari rumah dikarenakan virus covid-19 telah melanda di Indonesia bahkan seluruh dunia.

Seluruh sekolah tentu saja harus cepat mencari metode apa yang sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah. Sekolah tempat saya mengajar di SMP Negeri 1 Kotaagung yang terletak di kabupaten Tanggamus propinsi Lampung. Sekolah ini  letaknya di jantung kota sehingga akses internet sangat mendukung. Perekonomian orang tua peserta didik di sekitar sekolah saya 70 % menengah keatas dan 30 % menengah kebawah, mereka mampu memiliki handphone  untuk anak-anak mereka belajar dari rumah secara daring, data tersebut didapatkan saat bulan  febuari  2021 tahun lalu yang digunakan sebagai syarat membuat SOP sekolah untuk pelaksanaan proses belajar secara daring.

Saat sekolah memutuskan metode belajar secara daring akhirnya saya membuat sebuah metode belajar yaitu GO OUT COVID  yaitu ( Google Classroom, WA Group, Virtual Converence, Video). Metode ini saya pakai untuk pembelajaran bahasa Inggris di kelas saya mengajar. Penerapan ini sangat efektif sekali untuk pembelajaran daring. Terlihat para murid sangat antusias saat berkomunikasi dengan mereka meskipun jarak jauh. Pada awalnya sekolah hanya menawarkan memakai group WA untuk proses belajar daring. Saya kebingungan saat menilai tugas dari para siswa saya karena saya harus membuka satu satu pesan  dari 200 peserta didik. Saya juga kewalahan mendata siswa yang aktif dan tidak aktif saat belajar di rumah secara daring. Saya juga tidak bisa mengirimkan video pembelajaran di WA group karena terbatas durasi.

Dari permasalahan tersebut akhirnya saya menerapkan metode GO OUT COVID untuk pembelajaran bahasa Inggris. Langkah pertama saya mendata para peserta didik dengan menggunakan google form untuk mengumpulkan email para peserta didik. Bagi peserta didik yang belum memiliki email saya bimbing untuk membuat email dengan nama mereka masing-masing menggunakan video tutorial yang saya buat di channel you tube saya., lalu saya bagikan link agar mereka mempelajarinya .

Setelah email sudah terkumpul, saya membuat kelas di Google Classroom dan saya meminta para peserta didik untuk mendownload Google Classroom di Play Store di handphone mereka. Lalu saya mengundang peserta didik dengan link agar mereka langsung bergabung dikelas hanya dengan satu langkah saja. Lalu saya membuat tutorial video tentang cara mengirimkan tugas di Google Classroom dan saya mengirimkan link channel you tube saya agar mereka mempelajari cara membuka tugas dan mengirimkan tugas.

Selanjutnya saya mengadakan pertemuan secara virtual menggunakan Google Meet agar tidak terlalu banyak menggunakan kuota. Pertemuan secara virtual saya adakan sebulan  dua kali durasi 1 jam. Saya mengadakan pertemuan virtual awal pembelajaran untuk perkenalan dengan para peserta didik, lalu pertemuan kedua saya gunakan untuk membahas materi yang telah di berikan dan menanyakan apa yang belum jelas dan untuk praktek berbicara. Selain itu saya juga menggunakan aplikasi di WA call In Group untuk memotivasi peserta didik yang lupa mengirimkan tugasnya.

Hasilnya sangat memuaskan 90 % siswa aktif untuk mengikuti secara daring,  10 % siswa tidak aktif karena mereka tidak mampu membeli kuota. Bagi siswa yang tidak mampu tersebut awalnya saya datangi ke rumah untuk mengetahui permasalahan apa yang dihadapi, rata-rata mereka tidak mampu untuk membeli kuota, akhirnya  saya memberikan solusi agar mereka mengumpulkan tugas yang telah mereka kerjakan di buku  seminggu sekali ke sekolah, dan saya kesempatan bagi saya untuk menanyakan kesulitan mereka saat mengerjakan tugasnya dan menjelaskan materi yang mereka belum faham.

Setelah 2 bulan berjalan, kepala sekolah dan rekan kerja saya melihat metode yang saya gunakan ternyata hasilnya bagus dan sangat efektif digunakan, akhirnya kepala sekolah berdiskusi dengan seluruh guru  dan akhirnya mereka memutuskan untuk mengikuti metode yang telah saya pakai tersebut.

Langkah pertama kepala sekolah mengadakan pelatihan untuk para guru tentang bagaimana menggunakan Google Classroom dan cara membuat pertemuan secara online menggunakan Google meet, dan cara membuat video pembelajaran sederhana dengan mengundang instruktur yang ahli di bidang tersebut.

Langkah kedua mengumpulkan email para guru dan harus menggunakan gmail agar memudahkan menggunakan aplikasi di Google. Lalu selanjutnya adalah para wali kelas mengundang para guru dengan mengundang ke email masing-masing. Para wali kelas membuat Google form untuk mengumpulkan email para peserta didik , tentu saja membimbing mereka bagaimana membuat email dengan nama mereka masing masing agar memudahkan para guru menilai karena nama sesuai dengan nama mereka .Lalu mengundang mereka dengan membagikan link agar memudahkan mereka untuk bergabung ke kelas di Google Classroom yang telah wali kelas buat sesuai dengan tingkatan kelas.

Langkah selanjutnya wali kelas membagikan link video yang sudah saya buat tentang tutorial bagaimana mengirimkan tugas di Google Classroom. Setelah hampir setengah semester berjalan ternyata berhasil dapat membuat pembelajaran secara daring berjalan dengan aktif dan kondusif. Kendalanya juga sama yang saya alami yaitu ada beberapa siswa tidak aktif menggunakan Google Classroom.

Data ini didapatkan dari hasil pendataan yang telah dibuat dengan table yang berisi nama nama peserta didik setiap kelas per mapel , lalu ada tempat keterangan aktif dan tidak aktif yang nantinya para guru akan memberikan tanda pada peserta didik yang aktif dan tidak aktif ,setiap bulannya. 25 % siswa tidak aktif maka akan ditegur dan para wali kelas beserta guru BK mendatangi ke rumah mereka untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi , dan memberikan solusi agar mengumpulkan tugasnya secara luring ke sekolah seminggu sekali. Para guru juga mengadakan virtual converence menggunakan Google meet untuk perkenalan dan membahas lagi apa yang menjadi kesulitan para murid sebulan 2 kali.

Group WA digunakan guru untuk berkomunikasi dengan peserta didik saat menyapa awal jam pembelajaran dimulai, dan memberitahu tugas sudah ada di Goole Classroom serta memberitahukan pengumuman – pengumuman., serta memotivasi para murid setiap harinnya.

Kepala sekolah bekerja sama dengan telkomsel untuk memberikan kartu perdana secara gratis baik kepada peserta didik  dan para guru yang terdapat kuota gratis dari Kemendikbud. Untuk siswa kelas 8 dan 9 serta seluruh warga sekolah mengunduh akun belajar dari kemendikbud di dapodik sekolah lalu mengaktifkannya sehingga dapat meringankan pelaksanaan proses belajar secara online di sekolah.

Demikianlah cerita tentang pengalaman saya dalam menerapkan metode GO OUT COVID untuk belajar di rumah saat pandemi covid 19 melanda, dan hasilnya juga sangat efektif untuk meningkatkan keaktivan para murid dan dapat melihat mereka tersenyum meskipun jarak memisahkan. Semoga pandemi segera berakhir.

 

Video Proses Pembelajaran Masa Pandemi SMPN 1 Kotaagung












 

 

 


 

LOKAKARYA KE-1 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK A-4 TANGGAMUS LAMPUNG PENGEJAR PRAKTIK

 



LAPORAN KEGIATAN

LOKAKARYA PERDANA (KE-1) PROGRAM GURU PENGGERAK

ANGKATAN 4 TANGGAMUS

 

A.   Tujuan

Tujuan kegiatan lokakarya  (ke-1) adalah :

1.    Calon Guru Penggerak mampu memahami pentingnya mengembangkan diri

2.    Calon Guru Penggerak mampu menjelaskan penerapan kompetensi Guru Penggerak dalam menjalankan peran sebagai pemimpin pembelajaran

3.    Calon Guru Penggerak mampu mengidentifikasi posisi diri berdasarkan kompetensi Guru Penggerak

4.    Calon Guru Penggerak mampu menjelaskan rencana pengembangan diri

 

B.    Waktu Kegiatan

Kegiatan lokakarya Ke-1 dilaksanakan pada :

Hari                 : Sabtu

Tanggal            : 27 Nopember 2021

Waktu             : Pkl. 08.00 s/d 16.00 Wib.

Tempat            : Hotel 21 , Gisting Kab. Tanggamus

 

C.  Peserta kegiatan

Kegiatan Lokakarya ke-1 diikuti oleh CGP serta di damping oleh pengajar Pratik dan tim pendamping dari dinas pendidikan Kabupaten Tanggamus  serta tim teknis dari P4TK Matematika Yogyakarta. Jumlah peserta 16 orang


D.   Agenda kegiatan

·         Pembukaan

·         Pengembangan Diri

·         Kompetensi Guru Penggerak

·         Posisi Diri

·         Rencana Pengembangan Diri 

·         Penutupan

 

E.    Indikator Keberhasilan

1.  Calon Guru Penggerak dapat melakukan identifikasi posisi diri berdasarkan kompetensi Guru Penggerak

2.  Calon Guru Penggerak dapat membuat rencana pengembangan diri berdasarkan kompetensi Guru Penggerak

 

F.    Produk yang dihasilkan

1.  Identifikasi posisi diri berdasarkan kompetensi Guru Penggerak

2.  Evaluasi posisi diri berdasarkan kompetensi Guru Penggerak

3.  Rencana pengembangan diri Calon Guru Penggerak

 

G.  Proses Kegiatan

Kegiatan Lokakarya dimulai secara pleno di ballroom hotel 21 dihadiri oleh 10 CGP , 2 orang PP, 1 orang dari Dinas Pendidikan dan 3 orang tim teknis dari P4TK Matematika Yogyakarta. Acara ini mengusung tema Guru Penggerak Masa Depan. Acara dimulai dengan pembukaan oleh Pak Riduan sebagai Pengajar Praktik lalu dilanjutkan Doa dipimpin oleh Pak Listian  CGP.

Selanjutnya Icebreaking perkenalan tujuan  untuk menciptakan koneksi antar Calon Guru Penggerak dan pendamping. Seluruh CGP dan PP berdiri membentuk lingkaran. Lingkaran tersebut diberi nama “Lingkaran Persamaan”? maksudnya  disaat Ada satu orang yang sedang menyebutkan hal positif dari dirinya, apabila  ada yang mempunyai hal positif tersebut juga dalam diri cgp, silakan cgp lainnya maju satu langkah dari tempat berdiri cgp. Hal ini menandakan bahwa cgp mempunyai kesamaan dengan cgp yang sedang memperkenalkan dirinya.

Setelah selesai CGP membuat kesepakatan kelas. Acara selanjutnya yaitu pengenalan kompetensi Guru Penggerak, dimana cgp mempelajari apa saja kompetensi seorang Guru Penggerak. Dilanjutkan dengan Diriku Sekarang, cgp  mengidentifikasi posisi diri sekarang terkait kompetensi Guru Penggerak, Lalu Diriku Ke Depan, pada bagian ini  cgp melakukan pembuatan rencana pengembangan pribadi.

Kegiatan terakhir yaitu melakukan refleksi dengan membuat lingkaran dan cgp menceritakan apa saja yang telah dipelajari hari ini satu persatu dilanjutkan  oleh WI dari P4TK Matematika Yogyakarta bapak Fajar Noer Hidayat, lalu ditutup dengan pembacaan doa oleh Pak Abdul Muin CGP.

 

 

  

Lampiran 1: Rundown Kegiatan 

 







                           

Lampiran 2 Hasil kegiatan

1.    Daftar Hadir




 

 

 

2.   Lampiran Foto Kegiatan